PUSAKA

Istana Sultan Muhammad Kaharuddin III

Istana Sultan Muhammad Kaharuddin III atau juga populer dengan sebutan Istana Bala Puti mulai dibangun tahun 1932 dan diresmikan tahun 1934. Istana ini milik Sultan Muhammad Kaharuddin III. Arsitektur istana ini khas bangunan kolonial Belanda atau biasa sering disebut sebagai bangunan Eropa di daerah tropis. Hal ini dapat dilihat dari pintu dan jendela yang berbuat dari kayu yang berukuran besar. Pada masanya, istana ini adalah simbol zaman modern di Sumbawa. Hal ini mencerminkan pemikiran modern Sultan Muhammad Kaharuddin III yang membawa masa depan Kesultanan Sumbawa. Beliau pernah mengenyam pendidikan dan magang di luar pulau Sumbawa antara lain di Makassar, Bali, dan Jawa. Pada masa itu pemikiran tentang kebangsaan telah muncul sehingga beliau pun memiliki visi baru yang berbeda dengan para leluhurnya. Di istana ini, salah satu ide tentang bentuk negara pasca era Kesultanan pernah dicetuskan yaitu Negara Indonesia Timoer (NIT), dimana beliau menjabat sebagai Ketua Parlemen NIT.

Sekilas istana ini mirip dengan Asi Mbojo atau Istana Kesultanan Bima. Konon, istana ini adalah simbol cinta sang sultan pada permaisurinya Ruma Paduka (putri mahkota) Siti Khadidjah Daeng Ante yang merupakan putri dari Sultan Bima, Sultan Muhammad Salahuddin. Setelah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan terbentuknya Kabupaten Sumbawa, istana ini beralih fungsi menjadi Wisma Daerah Kabupaten Sumbawa, tempat dimana para tamu-tamu daerah menginap. Kini, istana ini masih dalam tahap restorasi setelah kebakaran hebat yang terjadi tahun 2017 lalu. Istana ini telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui SK Bupati Sumbawa No. 1316 Tahun 2022.

  • Share on :