Ragam kegiatan digelar dalam semarakkan HUT Sumbawa yang ke 64. Ngayap Ko Maraja menjadi salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Komunkasi Lintas Etnis (FKLE) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Bertempat di Istana Bala Kuning dan bertepatan dengan 1 Rajab 1444 H, kegiatan Ngayap Ko Maraja dihadiri oleh PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV dan diikuti oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, pariwa adat, forum dan organisasi lintas etnis di tana Samawa.
Tradisi yang hidup dan berkembang di masa Kejayaan Kesultanan Sumbawa bertepatan pula dengan tahun baru imlek untuk etnis Tionghoa. Kegiatan Ngayap Ko Maraja menjadi salah satu wadah dalam meningkat silaturahim antar tau Samawa.

Mengawali acara, dengan sambutan selamat datang dari Ketua Umum Pajatu Adat Tana Samawa. “Acara ini penting untuk merajut kebersamaan dintara kita dalam mengisi pengabdian untuk daerah tercinta” tutur Ketua Umum Pajatu Adat. “Pertemuan bersejarah ini, kita simak bersama-sama manik maupun titah Sultan untuk kita semua”, imbuhnya lagi.
“Sumbawa bukan hanya kebetulan berada di atas bumi, tetapi selama ini sudah merasakan kehidupan yang tenang dan nyaman. Melalui Forum kerukunan umat beragama, semoga kerukunan tetap terjaga dan keharmonisan tetap terjalin” tutur Drs. H. Muhammad Syukri sekalu Ketua forum Komunikasi Umat Beragama Kab. Sumbawa.
Ngayap yang berasal dari kata ayap yang berarti menghadap. Dalam adat, tradisi budaya serta tata hukum Pemerintahan Kesultanan Sumbawa dimasa lalu dikenal dengan syarat empat sebagai bentuk daripada hubungan antara pemerintah dan masyarakat tau tana Samawa. Kelek Datang, Suru Lalo, Eneng Beang, Beang Tangko merupakan syarat empat.
Tradisi Ngayap dari lampau hingga kini, identik dengan siapapun yang hadir selalu membawa panyampar boa ela yang disebut dengan pangayap atau parisi. Ngayap yang berlangsung pada pukul 09:00 WITA di Istana Bala Kuning Sumbawa diikuti oleh 14 etnis maupun forum di tana Samawa dan memberikan parisi yang di bawa kepada PYM. Sultan Muhammad Kaharuddi IV.

Dalam rangkaian acara tersebut, PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV menyampaikan bahwa “Adat itu bertaqwa kepada Tuhan sehingga malu untuk berbuat tercela. Adat bukan ditentukan oleh kostum tapi oleh jiwa dan roh masyakat Sumbawa” tutur PYM Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV juga menyampaikan “Jangan takut memberitahukan identitas kita, namun tetap hormati orang lain”. “Adat ittu harus berani mengoreksi diri sendiri agar sesuai dengan zaman. Karena adat bukan untuk sang Sultan atau sang Raja tapi untuk masyarakatnya” imbuh PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Diskusi yang diikuti oleh berbagai forum dan dibalut dengat suasana santai di halaman Istana Bala Kuning Sumbawa. Acara Ngayap Ko Maraja ditutup dengan foto bersama PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV dengan etnis maupun berbagai forum yang hadir.
Istana Bala Kuning Bersama Pengurus LATS Menerima Kunjungan Anggota DPR RI, Bapak H. Johan Rosihan, S.T
Ketua Pajatu Adat Sambutan dalam “Digitalisasi & Storytelling Warisan Budaya untuk Pendidikan Berkualitas”
Kabupaten Sumbawa Melaksanakan Pawai Sarembang Munit Adat