Biling Adat Samawa yang dikenal juga dengan Bincang Lingkungan dan Adat Tradisi Samawa kembali di gelar oleh Lembaga Adat Tana Samawa (LATS). Biling Adat Tana Samawa edisi 2 (dua) digelar dengan tema “Sowe Pentang Balo Tolo Tau Sawama” yang dalam bahasa Indonesia dikelal dengan “Menyingkap Jejak Leluhur Manusia Sumbawa”.

Kegiatan yang dilakasanakan pada Sabtu (12/8/2023) berlangsung selama tiga jam melalui platform Zoom Meeting. Kegaitan tersebut di hadiri oleh berbagai profesi yang memiliki minat dan ketertarikan terhadap jejak leluhur tana Samawa. Arya Ningsih, Ph.D yang juga merupakan Kabid Litbang bappeda Kabupaten Sumbawa memandu kegiatan  bincang tradisi adat Samawa tersebut.

Diskusi yang berlangsung menghadirkan tiga pemateri yang kompeten di bidangnya. Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Sumbawa, yakni Bapak Ir. H. Iskandar D, M.Ec. Dev merupakan narasumber pertama pada kegiatan Sowe Pentang Balo Tolo Tau Sawama yang memaparkan pembahasan tentang registrasi benda cagar budaya di Kabupaten Sumbawa, progress, tantangan dan agenda.

Sementara materi kedua tentang “Temuan Awal Jejak Peradaban Prasejarah di Sumbawa” disampaikan oleh Bapak M. Ruy Fauzi, M.Sc yang juga merupakan Peneliti Pusat Riset Arkeometri Badan Riset dan Inovasi Nasional RI. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 20:00 sampai dengan 23:00 WITA menghadirkan narasumber ketiga yang juga merupakan pegiat heritage dan museum. Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A merupakan narasumber ketiga yang menyampaikan tentang Dinamika Pelestarian Heeritage dalam Pembangunan Daerah.

Bincang Lingkungan dan Adat Tradisi Samawa yaitu Sowe Pentang Balo Tolo Tau Sawama diharapkan menjadi titik tolak bagi lebih banyak peneliti maupun penggiat sejarah dan budaya Sumbawa. Pemerintah daerah dan lembaga terkait diharapkan dapat berkolaorasi dalam upaya pelestarian dan penggalian lebih lanjut tentang warisan budaya di tana Samawa.

Dengan menyikapi jejak-jejak leluhur manusia Sumbawa, diharapkan tau Samawa dapat lebih mengargai warisan budaya yang kaya dan beragam, serta memahami sejarah panjang yang membentuk identitas sebagai masyarakat Samawa