Berikut ini adalah rangkaian prosesi atau ritual yang dilakukan dalam Upacara Penganugerahan Gelar Adat Kebangsawanan tersebut:
Ete Ai Kadewa yaitu prosesi pengambilan air di empat sumber mata air yang sakral bagi keturunan Sultan Sumbawa yaitu: Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan Ai Panemung. Keempat sumber mata air ini memiliki makna tersendiri yaitu Ai Awak menyimbolkan hakekat diri, hati, dan jiwa yang menjadi semangat dalam hidup Sultan; Ai Sumer Bater bermakna perjuangan dan kerja keras dalam rangka mencapai kemakmuran dalam hidup; Ai Tungkup adalah simbol penghargaan yang diberikan oleh Sultan kepada hasil kerja keras siapapun yang dengan tulus melakukan paboat aji; sedangkan Ai Panemung yakni bertemuanya air sungai dan air laut di muara sungai (Boa Berang) Samawa. Ketiga sumber Ai Kadewa lainnya juga turut mengalir ke laut dari muara sungai ini. Ai panemung melambangkan pamendi (empati) seorang pimpinan dan lahirnya panyadu (kepercayaan) dari rakyat yg dipimpin. Keempat air ini kemudian di-tarak atau disucikan semalam dengan ikhitar doa agar keesokan paginya dapat digunakan untuk prosesi Basiram dan Jeruk Ai Oram.
Basiram adalah ritual adat bersuci (taharah) yakni prosesi menyucikan diri lahir batin sebelum menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan padanya. Dalam upacara ini, prosesi Basiram khusus dijalani oleh cucu lelaki tertua dari Sultan Muhammad Kaharuddin IV yaitu Raihan Omar Hasani Priyanto. Tahapan dalam prosesi Basiram adalah sebagai berikut : (a) Sateri Ai Mula atau menuangkan air untuk pertama kalinya dengan menggunakan Ai Kadewa yang sudah didiamkan dan diikhtiarkan semalaman. Sateri Ai Mula ini dilakukan oleh PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV. (b) Sateri Ai Pasiram oleh 7 (tujuh) perempuan pinisepuh yang merupakan saudara terdekat Sultan yaitu sepupu satu kali PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang berarti pula bahwa ke-7 perempuan pinisepuh ini adalah cucu dari Sultan Muhammad Djalaluddin III yaitu Siti Mutmaennah Daeng Maningratu (Daeng Aning), Hj. Lala Siti Fatimah, Lala Tampawan LK, Lala Siti Hafifah, Hj. Lala Siti Rachmah, Daeng Sri Majenah (Daeng Nun), dan Lala Habira. (c) Sateri Ai Kasuda atau menuangkan air terakhir sekaligus sebagai penutup prosesi Basiram ini dilakukan oleh Dea Guru Syukri Rahmat, S.Ag., selaku ketua Dewan Syara’ Majelis Adat LATS.
Penganugerahan Gelar Adat Kebangsawanan adalah pemberian gelar bagi puteri, menantu, dan cucu PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang dilaksanakan pada malam harinya. Acara inti atau acara puncak dari Upacara Pemberian Gelar Adat Kebangsawanan ini diisi dengan pembacaaan Surat Keputusan (SK) Sultan Sumbawa No.03/SULTAN-SBW/1444-2023 tentang Penganugerahan Gelar Adat Kebangsawanan Kepada Puteri, Menantu, dan Cucu Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang dilanjutkan dengan pemberian sertifikat yang bertuliskan Gelar Adat Kebangsawanan yang diberikan.
Berikut daftar nama dan gelar adat kebangsawanan yang dianugerahkan PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV untuk puteri, menantu, dan cucu beliau:
Jeruk Ai Oram yaitu prosesi menyucikan diri lahir batin setelah menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan padanya. Setelah acara penganugerahan gelar adat kebangsawanan, dilakukan prosesi Jeruk Ai Oram oleh tujuh perempuan pinisepuh Kesultanan Sumbawa dengan cara membasuh bagian muka, lengan, dan lutut para keturunan yang telah dianugerahi gelar adat sambil memanjatkan do’a di dalam hati mengharapkan kehadirat Allah SWT yang bertujuan untuk memberkati para keturunan ini dengan harapan agar mereka dapat memperkuat dan melanjutkan Kesultanan Sumbawa di masa kini dan mendatang. Rangkaian acara Jeruk Ai Oram ini dilanjutkan dengan pembacaan doa mengharapkan rahmat dan hidayah dari Allah SWT.
Dengan berakhirnya pembacaan doa, maka rangkaian acara dari Penganugerahan Gelar Adat Kebangsawanan kepada puteri, menantu, dan cucu PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV telah tuntas dilaksanakan. Turut hadir dalam acara tersebut sekaligus menyaksikan momen yang sangat bersejarah ini antara lain: Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Sumbawa mewakili BUPATI Sumbawa; Pariwa Adat LATS: Muhammad Yakub Daeng Kusuma Dewa, Ir. H. Iskandar D, M.Ec.Dev, dak KH. Lalu Zulkifli Muhadli, M.M.; Wakil Bupati KSB, Forkopminda, Keluarga dekat PYM. Sultan Muhammadi Kaharuddin IV, dan sejumlah pengurus LATS.
Sumbawa Besar, 17 Februari 2023
Penyusun Siaran Pers,
Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A.
Sekretaris Majelis Adat, Lembaga Adat Tana Samawa (LATS)