INFORMASI

Prosesi Adat


PENGANGKATAN DATU RAJAMUDA

  1. Ete Ai Kadewa ~ prosesi pengambilan air di empat sumber mata air yang sakral bagi keturunan Sultan Sumbawa yaitu: Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan Ai Panemung. Keempat sumber mata air ini memiliki makna tersendiri yaitu Ai Awak menyimbolkan hakekat diri, hati, dan jiwa yang menjadi semangat dalam hidup Sultan; Ai Sumer Bater bermakna perjuangan dan kerja keras dalam rangka mencapai kemakmuran dalam hidup; Ai Tungkup adalah simbol penghargaan yang diberikan oleh Sultan kepada hasil kerja keras siapapun yang dengan tulus melakukan paboat aji; sedangkan Ai Panemung yakni bertemuanya air sungai dan air laut di muara sungai (Boa Berang) Samawa. Ketiga sumber Ai Kadewa lainnya juga turut mengalir ke laut dari muara sungai ini. Ai panemung melambangkan pamendi (empati) seorang pimpinan dan lahirnya panyadu (kepercayaan) dari rakyat yang dipimpin. Keempat air ini kemudian di-tarak atau disucikan semalam dengan ikhitar doa agar keesokan paginya dapat digunakan untuk prosesi Basiram dan Jeruk Ai Oram.

  2. Genris Pusaka ~ merupakan prosesi penyucian Regalia Kesultanan Sumbawa yang tergai menjadi dua yaitu Regalia Utama (Parewa Kamutar) dan Regalia Harian (Parewa Tokal Adat Ode) yg kesemuanya merupakan Lambang Kebesaran Kesultanan Sumbawa yg selalu dihadirkan dalam Tokal Adat Kesultanan Sumbawa.

  3. Satenri Manik ~ Dewa Masmawa baik selaku Sultan maupun Datu Mutar memiliki keputusan hukum yang berlaku mutlak bagi seluruh Tau Tana Samawa karena setiap Sultan memutuskan dan menyampaikan titah (Ramanik) telah melalui ikhtiar para Ulama serta kajian para tokoh. Satenri Manik merupakan momen dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV bertitah kepada Datu Rajamuda untuk mengemban amanah.

  4. Basiram ~ prosesi adat bersuci (taharah) yakni prosesi menyucikan diri lahir batin sebelum menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan Datu Rajamuda Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah. Tahapan dalam prosesi Basiram adalah sebagai berikut : (a) Sateri Ai Mula atau menuangkan air untuk pertama kalinya dengan menggunakan Ai Kadewa yang sudah didiamkan dan diikhtiarkan semalaman. Sateri Ai Mula ini dilakukan oleh PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV. (b) Sateri Ai Pasiram oleh 7 (tujuh) perempuan sesepuh Kesultanan Sumbawa yang merupakan saudara terdekat Sultan yaitu sepupu satu kali PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang berarti pula bahwa ke-7 perempuan pinisepuh ini adalah cucu dari Sultan Muhammad Djalaluddin III yaitu Siti Mutmaennah Daeng Maningratu (Daeng Aning), Hj. Lala Siti Fatimah, Tampawan Lalu Kohe, Lala Siti Hafifah, Hj. Lala Siti Rachmah, Daeng Sri Majenah (Daeng Nun), dan Lala Habira. (c) Sateri Ai Kasuda atau menuangkan air terakhir sekaligus sebagai penutup prosesi Basiram ini dilakukan oleh Dea Guru Syukri Rahmat, selaku ketua Dewan Syara’ Lembaga Adat Tana Samawa (LATS).

  5. Upacara Pengangkatan Datu Rajamuda ~ setelah Sultan memutuskan dan menitahkan calon pewarisnya maka ada rangkaian prosesi adat yang dilakukan baik bersifat internal maupun eksternal. Satenri Manik dan Basiram adalah dua prosesi internal keluarga inti Sultan. Sedangkan upacara pengangkatan Datu Rajamuda ini bersifat eksternal untuk memberitahukan kepada khalayak.

Rangkaian prosesi adat Pegangkatan Datu Rajamuda ini terdiri dari:

  1. Sanapat Pelasan Kamutar atau menyampaikan Surat Keputusan yang berisi pengangkatan Datu Rajamuda dan dasar pengambilan keputusan.

  2. Satenri Manik merupakan momen dimana Sultan Muhammad Kaharuddin IV bertitah kepada Datu Rajamuda untuk mengemban amanah sebagai penerus Kesultanan Sumbawa.

  3. Pasangkeling Sangka Manik merupakan jawaban tentang kesiapan Datu Rajamuda untuk mengemban amanah yang diberikan oleh Dewa Masmawa.

  4. Sakena Parewa/Lambang Datu Rajamuda merupakan pemakaian atribut regalia Datu Rajamuda yang terdiri dari Keris Kanadi dan Cilo Datu Rajamuda

  5. Jeruk Ai Oram berupa proses penyucian diri lahir batin setelah menerima amanat, tugas, dan tanggung jawab yang diembankan kepada Datu Rajamuda. Prosesi Jeruk Ai Oram ini dilakukan oleh para sesepuh perempuan Kesultanan Sumbawa yang secara simbolis membasuh empat bagian penting anggota tubuh Datu Rajamuda yaitu kepala (melambangkan pemikiran), wajah (melambangkan aura yang positif atas dasar ilmu, iman, dan amal), pundak (melambangkan tanggung jawab), tangan (melambangkan bekerja keras), dan kaki (melambahkan langkah ke arah yang baik). Pada saat membasuh bagian tubuh Datu Rajamuda, para sesepuh perempuan Kesultanan Sumbawa ini menghaturkan doa dalam hati mengharapkan kehadirat Allah SWT untuk memberkati para keturunan agar dapat memperkuat dan melanjutkan Kesultanan Sumbawa di masa kini dan nanti.

  6. Pasatotang Dewa Masmawa berupa nasehat-nasehat yang diberikan oleh Sultan kepada calon penerusnya.

Sumber: Majelis Adat LATS

  • Share on :